sebenarnya yang bikin sulit itu ya kita sendiri. "Tulislah walau hanya satu ayat!", hehehe.... sebenere sih "Sampaikan walau hanya satu ayat!" tapi gapapa kan...
Oh ya apa susahnya sih nulis itu? padahal cuman nyediain kertas dan alat buat nulis doang! beres kan!
Dalam menulis yang perlu kita tancepin pada diri kita adalah niat. jangan paku, pisau, atau pedang (emangnya bunuh diri) ^_^.
mungkin saat menulis sahabat merasa kesulitan akan mau menulis apa...
sebenarnya apapun saja yang ada di pikiran kita bisa kita tulis, pokoknya kembali ke niat.
misalnya jika kita bingung
nie contohnya: "hari ini aku belajar menulis, tapi nulis apa ya?. jadi gimana nih? kok bisanya cuma nulis kebingungan kayak gini, tapi hari ini aku bener-bener bingung. nulis apa ya enaknya? Hmmmm....Aha....Aa ide nih... yaitu menulis kebingunganku aja deh!.. kok bisa gini ya? Aku jadi bungung...... "
Nah contoh diatas memang sangat membingungkan! tapi kalo diteruskan terus bisa jadi cerpen loh!
Oh ya mungkin sahabat belum punya ide buat nulis terus bingung nyari idenya dimana?...
nie tipsnya:
- cari inspirasi lewat jalan-jalan. entah ke kebun kek, ke taman kek, ke laut juga terserah..
- sering-sering silaturrahmi. kenapa bisa begitu? karena dengan silaturahmi kita akan mendapat berbagai inspirasi dari teman-teman kita.
- yang ini yang cukup penting. sering-sering lah juga membaca, agar wawasanmu banyak. gitu sodara!
Nie:
- jangan pernah kamu mengaktifkan sang kritikus dalam otakmu. jadi gini nie: ketika kamu menulis janganlah kamu pedulikan ejaanya dahulu, pokoknya apa yang ada di fikiranmu keluarkan saja! aktifkan kreatifmu. intinya: aktifkan kreatif matikan kritikus . untuk masalah betul salahnya ejaan atau penggunaan kata-kata kan ada waktunya sendiri. yaitu setelah kita sudah selesai menulis.
5 comments:
benar sob.. tak ada keberhasilan tanpa diawali dg tekad yg kuat. Begitu pula dalam hal tulis-menulis ini.
Tapi sayangnya justru kebiasaan kita yg membatasi, contohnya budaya tulis-menulis lewat surat misalnya sudah tergantikan lewat panggilan telepon, dsb...
Sehingga kebiasaan tulis-menulis seakan2 sudah terwakilkan lewat berbicara.
memang benar sih lebih cepat, lebih efisien, bahkan bisa dibilang lebih hemat waktu & biaya.
Tapi lama kelamaan kaidah bahasa serta norma2 berbicara justru menurun. Contohnya dg lahirnya kata2 baru semisal ''Elo, gue, bacot, dsb'' yg kurang pantas tuk diucapkan.
Ohoo... Jadi ngelantur kemana2.
Komen saya kepanjangan ya??
wah! terima kasih komentarnya! gag kepanjangan kok... malah sangat membantu.
semangat dek ^_^. dari tulisan tadi,saya termotivasi untuk nulis. HAMASAH ^_^
mas taufiq: terima kasih mas! yang ngajarin pas seminar kayak gitu dulu kan sampeyan!
aku pinjam gambar ini ya.
Sumber gambarnya dimana ya?
Atau gambaran sendiri?
salam sehati
http://carakumenulis.wordpress.com/2011/01/19/menulis-bebas-free-writing/
Post a Comment