“Uwadow! Siapa se yang naruh bangku ini diatas kepalaku?” Tanya Zainal dengan nada orang yang masih sangat ngantuk.
“hahaha” teman-teman Zainal menertawainya. “kapok! salahe tidur aja! yang lain udah bangun sejak tadi, kamu baru bangun sekarang! ayo nang mandi terus sholat!” kata Yusuf, seorang santri yang menjabat jadi pengurus di Pon-Pes As-salim.
“okelah bos” sahut Zainal sambil berjalan menuju kamar mandi.
“Tok, tok, tok”
“Siapa didalam?” Tanya Zainal
“apa nal? aku Fat”
“Fat ! aku pinjam sabun-nya ya!”
“udah tak lemparkan ke kamar mandi sebelah, lain kali beli sendiri bro… masak tiap hari minta”
“Fat! Sabun-nya masuk ke WC”
“yaelah, padahal itu sabun-nya akbar”
“Ealah! Tak kira’in punyamu sendiri. Gitu… nyuruh aku beli sabun sendiri padahal kau sendiri minjem”
“Tak apalah… yang penting kan nggak keseringan kayak kamu”
“nggak ada sabun lagi ta?”
“nie ada… tapi yang ini jangan sampek hilang… coz sabun muka ini”
“Ok, makasih sob”
“Sama-sama… jangan lupa! Kembalikan ke akbar juga”
“sempret… miliknya akbar juga ta! Pembodohan kelas atas kau Fat!”
Beberapa saat kemudian di tempat ngaji…
“Oh ya! Zainal mana? Kok nggak kelihatan?” Tanya Pak kyai. Di Pon-Pes As-salim Pak kyai biasanya dipanggil oleh santri-santrinya dengan sebutan ayah. Katanya sih sebutan ayah itu agar santri dengan pak kyai-nya bisa lebih dekat.
“Masih dikamar mandi mungkin yah!” jawab Fat.
“Tolong kamu cek! Dan suruh cepat, masak dari tadi kok nggak selesai-selesai”
“nggeeh…” Fat pun bergegas menuju ke kama mandi.
Di kamar mandi
“Nal!” Jebrieeet ! pintu kamar mandi pun di buka paksa oleh Fat
“Sempret… malah tidur anak ini… woy di cari’in ayah lho”
“Oh iya-iya… bentar. Tutupen pintunya donk ”
“cepetan lho!”
“iya-iya”
Tidak lama kemudian ditempat ngaji
“dari mana aja nal?” kata pak kyai
“dari kamar mandi yah!”
“Besok jangan diulangi lagi… masak beol sama tidur”
“nggeh”
“Hehehe… bodoh kau nal “ kata Asegaf yang baru datang di sampingnya… Asegaf merupakan alumni yang masih tetap setia untuk mendengarkan petuah pak kyai di pagi hari, walaupun dia sudah lulus tapi dia tetap istiqomah mengaji.
“Gag ngurus mas” jawab zainal
“oh ya mas tumben mukanya kok berseri-seri”
“iyo dek… aku oleh plus-plus”
“plus-plus opo to mas?”
“beberapa minggu yang lalu kan aku ditunjuk pak kepala sekolahku untuk nyeleksi anak-anak untuk lomba lukis, adzan dan qiro’ah tingkat kabupaten, padahal suaraku kan nggak wenak, apalagi qiro’ah… waduw q nggak ngerti blas lagu-lagunya. Kalo yang lukis se aku bisa”
“terus mas?”
“terus kemarin lusa kan lomba! Eh yang tak pilih buat lomba adzan ternyata dapet juara harapan 2, terus yang qiro’ah sama lukis dapet juara 2”
“wah keren mas, gmana caranya”
“tips ini dari ayah… gini dek… dulu aku pernah diberi tahu kayak gini: kalau kamu ngajar minta’o al-fatihah untuk hajatmu sama murid-muridmu. Kalau do’a orang banyak kan diijabahinya kan semakin cepat. Tapi ini bukan berarti ketika kita lakukan seperti itu dikabulkannya cepat. Tapi q yakin se yakin yakin-nya kalau do’a yang sungguh-sungguh pasti dikabulkan”
“iyo mas! Menurut hadits nabi kan ada. Berdo’alah kamu kepada Allah dengan keyakinan bahwa do’a itu akan dikabulkan, ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do’a orang-orang yang hatinya ragu dan tidak sungguh-sungguh.”
“Guaya omongane saiki rek… itu hadits nomor berapa se… ndek mutiara hadits?”
“lali mas! hehehe”
Tak terasa jam pun menunjukkan pukul 07.30 pengajian pun selesai dan santri-santri berangkat menuju ke sekolah.
Di sekolah…
“Ya anak-anak dibuka PR-nya dan beberapa anak maju ke depan untuk menulis hasil pekerjaannya ”
“Aaaaakkh… matematika… nguantuk pool q” kata zainal.
Tak lama kemudian
“Assalamualaikum” Abidul datang dengan wajah yang penuh kerikil bening.
“wa’alaikum salam. Kenapa baru datang sekarang dul?” Tanya pak guru
“itu pak! Bangun kesiangan”
“Ow… Sudah pindah agama ta kamu?”
“ya nggak pak”
“sudah sholat subuh?”
“sudah tapi habis itu tidur lagi, soalnya ngantuk banget sih pak”
“emangnya kamu tidur jam berapa dan ngapain aja kok sampek kayak gitu?”
“main PS sampai jam 1 pak”
“Haaaah! Oh ya! Ngomong-ngomong PS berapa?”
“PS 2 pak”
“Oh yo gpp! Gamenya PS 2 emang enak-enak. Mmm… Kapan-kapan bapak minta gamenya ya! Hehehe. Yo wis segera duduk”
“makasih pak!” dengan wajah heppy abidul pun menuju tempat duduknya.
“eits… tunggu… kesananya kamu harus sambil merangkak”
“Dewi! kamu tuliskan jawabannya no 7” perintah pak guru.
“iya pak”
Sementara itu zainal tidur dengan sangat nyenyak di bangkunya. Pak guru terus memperhatikannya.
Seusai dewi sukses mengerjakan yang diperintah guru.
“Zainaaaaaal” dengan nada penuh semangat pak guru menegur zainal
“iya pak! Jawaban-nya 6 akar 2 ”
“Siapa yang ngasih pertanyaan? Kamu itu tidur melulu”
“maap pak”
Waktunya istirahat pun tiba
“Eh nal! Nanti ke rumahnya bidul yuk… PS-an” ajak Fat.
“Oke tuh! Kemarin aq nambah 2 PS lho” seru abidul
“wah tambah rame dong rentalmu sekarang. Oke sepulang sekolah nanti ayo budhal” sahut zainal
Sepulang sekolah di rumah abidul
“Dul PS-mu yang baru yang mana?”
“yang nomer 8 sama 9 Fat”
“Eh… kamu belinya berapaan?” Tanya zainal sambil asyik memrogram game kegemarannya
“yang mana? Yang nomer 8 atau 9?”
“yang nomer 8?”
“Rp1.250.000”
“yang nomer 9?”
“podo”
“game di hardisk-nya gimana?”
“yang mana? Nomer 8 atau 9?”
“nomer 9?”
“banyak dan terbaru rek”
“kalau yang nomer 8?”
“podo”
“jawaban-nya lho podo ae, kok pakek dipilihi se pertanyaan-nya” zainal sedikit kesal
“gini lho! Sebab yang nomer 8 itu yang beli bapak-ku”
“lha yang nomer 9 siapa yang beli?”
“podo”
“arkhhhh nggak ngurus arek gendeng. aduh nggak gol rek… semua ini gara-gara wong gendeng pinggirku” singgung zainal kepada abidul.
“yo kamu yang gendeng! Masak gitu aja nggak gol”
“udah-udah sama-sama gendengnya kok berantem” sahut Fat yang sedang asyik melihat zainal dan abidul rame
“kalau gitu kamu aja Fat yang gendeng” ujar zainal
“lho kok bisa?”
“ngapain dia ngeliatin orang gendeng” jawab zainal dengan santai.
“gimana kalau PS-nya aja yang gendeng!” ujar Fat
“Kok bisa PS-nya?”
“ngapain dia mau dimainin sama orang-orang gendeng”
“woy! Rame ae” kata anak lain yang nyewa PS.
“hehehe… gimana kalau dia aja yang gendeng!” ujar abidul dengan suara lirih
“iyo ya! Ngapain dia ndengerin orang-orang gendeng… hahahaha” sahut zainal dan fat hampir bersamaan.
2 jam kemudian zainal dan fat izin pulang.
Sesampainya di depan pondok…
“wuiih PS-an hari ini puas banget, eh fat! Sekarang jam berapa?”
“jam setengah empat”
“Ayo nang ngaji!” sahut pak kyai.
“Oh inggeh yah” fat dan zainal begegas untuk mandi, kemudian sholat dan selanjutnya mengaji
Waktu pun terus berjalan hingga maghrib pun tiba, santri-santri bergegas ke musholla dan berwudhu.
“Kricik kricik jrieessss” suara air kran yang menetes deras
“aduh! masyaallah” zainal kaget
“ada apa nal?” Tanya fat
“aku lupa ngelepas kacamataku”
“hahaha… bodoh banget! wudhu pakai kacamata”
“ojo diguyu ta, namanya aja manusia! Pasti tidak luput dari kesalahan dan lupa”
Kegiatan pondok di malam hari pun berlalu dan waktunya tidur
“eh fat aku hidup didunia ini kayak gimana gitu ya!” ujar zainal
“maksudmu?”
“kok rasanya nggak ada gunanya”
“tahu cerita tentang lebah membuat sarang nggak?”
“yang mana?”
”yang usaha lebah membuat sarangnya, terus ditegur oleh gagak!”
“ceritain donk”
“gini ceritanya pas lebah meninggalkan sarangnya dia mencari madu, terus gagak yang heran dengan semangat lebah datang dan menegur lebah Buat apa kalian susah-susah bikin sarang, sedangkan hidup kalian tidak lama lagi. Terus dengan enteng lebah menjawab hahaha… pemikiranmu pendek sekali… hidup kami memang tidak lama, tapi apa guna-nya hidup jika tidak ada manfaatnya buat yang lain, walau umur cuma sedikit setidaknya hasil kami bisa dirasakan dan bemanfaat untuk anak-anak dan cucu-cucu kami. Mangkanya sob! Pingin hidupmu terasa bermanfaat ya seperti lebah tadi. Berusaha untuk bermanfaat bagi yang lainnya. Contohnya kasih aku uang atau beli’in aku makan”
“ow! paham-paham. Contoh yang kamu sebutin rasanya nggak enak banget kalau didengar”
“hehehe… mau ku certain tentang perjuangan pemuda perantau gag?”
“haaaa… nggak ah! Nanti cerpen-nya kepanjangan”
4 comments:
ada hikmah yang bisa saya ambil dari cerita di atas
seru nih ceritanya,, hehehe
terima kasih banyak sob
Cerita yang bagus sob, Penuh hikmah dan inspirasi..
thanks.. :)
Post a Comment